Foto dari para cagub dan cawagub Jabar.
Selamat malam para pembaca, Bonjour, Assalamualaikum wr.wb. Nama gue Rahmat Mu’ammar, tapi panggil aja mamat biar akrab dikit (dikit aja ngak usah banyak – banyak). Karena ini blog pertama gue, jadi maaf aja ya kalo isinya berantakan kaya kapal titanic abis ditabrak pesawat kertas ;). Kali ini gue akan sharing *ceileh* tentang pengalaman ikut pilkada, tepatnya Pemilihan Kepala daerah Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2013 – 2018 yang bertepatan pada hari Minggu, 24 Februari 2013 (copas dari wikipedia, soalnya gue lupa kapan).
Beberapa minggu sebelum hari-H,
banyak cagub dan cawagub yang tebar pesona dengan cara, strategi, dan sasarannya
yang kadang nyeleneh, contohnya gue liat di tv seperti kampanye dengan panggung
di tengah lapangan sambil dangdutan di akhir kampanye. Yang gue tau dari mulut
orang – orang, yang datang ke kampanye tersebut katanya dari beragam usia. Yang
tua, yang muda, semua ada. Bahkan, bocah juga ada disitu, berasa lapangan kaya
isi alfamart. Gue ngak paham kenapa bocah mau jadi peramai suasana di sana
padahal mereka ngak berkontribusi sama sekali di pilkada tersebut. Entah karena
diajak keluarga, atau diajak temennya yang juga disuruh keluarganya buat hadir
di kampanye itu, atau karena disana makanannya banyak. Semoga aja ngak ada yang
namanya politik uang disana, yang tiap akhir acara dikasih langsung atau
dikasih amplop yang isinya dari 10, 20, 50, kadang kalo lagi beruntung, 100
ribu bisa melayang ke dompet dari acara tersebut.
Lalu, ada lagi cara kampanye lain,
yaitu kampanye ke tengah pasar atau istilah jokowinya “blusukan”. Cara ini
setau gue dipakai oleh pasangan incumbent (posisi seseorang yang sedang menjabat sebagai kepala
daerah dan hendak ikut dalam pilkada: yahoo! answers) Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar. Bahkan, dulu
bang Deddy Mizwar pernah datang ke pasar palsigunung, yang jaraknya ngak jauh
dari rumah gue. Dan masih ada cara lain lagi yang gue ngak tau lagi bagaimana
karena menurut gue masih banyak hal bermanfaat daripada hal tersebut, terlebih
lagi saat itu gue lagi benar – benar serius buat persiapan Ujian Nasional.
Hari-H tiba. Minggu itu berjalan seperti biasa dan ngak
ada sesuatu yang istimewa di hari tersebut. Gue udah bersiap buat ke TPS. Namun, ada tapinya. Abang gue nolak
buat ikut alias golput, dia lebih milih buat molor di rumah sampai siang bolong.
Mungkin dia mikir kalo pemilu ngak bakal berefek buat kehidupannya dan buang –
buang waktu. Tapi, menurut gue kalo ngak ikut pemilu itu termasuk mubazir,
karena pemerintah sudah mengeluarkan anggaran sampai miliaran rupiah. Sayang
juga kalo kertas pemilunya terbuang percuma. Sekitar jam 10, gue udah sampai di
TPS. Waktu itu bareng sama bokap, dan nyokap nyusul belakangan. Sampai disana,
gue ngeliat tempatnya masih sepi dan pemilihnya ngak terlalu banyak . Gue langsung
menyerahkan kupon nama ke panitia TPS dan langsung disuruh tunggu sampai nama
gue dipanggil. Gue langsung nyari tempat duduk dan beberapa detik langsung
terdengar suara “Saudara Rahmat”, reflek gue langsung pergi ke sumber panggilan
dan ternyata dari panitia TPS. Gue langsung dikasih surat suara dan diarahkan ke bilik suara. Waktu pencoblosan, gue ngak tau harus milih siapa karena
dari program kerja, prestasi, bahkan beberapa nama dan muka mereka masih asing
buat gue. Karena ngak mau suratnya jadi ngak sah, yaudah gue asal milih biar ngak
kelamaan di bilik suara soalnya malu diliatin gue sendiri yang nyoblosnya lama.
Setelah mencoblos, gue langsung memasukkan surat tadi ke kotak suara dan
kelingking gue langsung diarahkan ke tempat tinta stempel untuk bukti kalo gue
udah ikut pemilu dan gak bisa ikut lagi di pilkada dan hari itu juga.
Ini Buktinya kalo gue ikut Pilkada
Sampai disini pengalaman gue yang sedikit tentang
pemilu tadi, gue cuma berharap dari hasil pemilu kemarin terpilih orang yang benar
– benar bisa menjadi tumpuan amanat rakyat, dapat menjalankan rotasi
pemerintahan dengan semestinya, dan dapat membuat kesejahteraan di Jawa Barat
meningkat dan bisa menjadi inspirator bagi para pemimpin – peminpin lain di
Indonesia untuk membuat negeri ini menjadi jauh lebih baik untuk generasi
seterus dan seterusnya kelak. Sekian, Au Revoir, Wassalamualaikum wr. wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar