Sabtu, 15 November 2014

Dijaga Polisi Hingga Tunda Jam Ngantor, Cara Ekstrem Korsel Persiapkan Ujian Masuk Universitas



Setiap tahunnya, Korea Selatan mengadakan ujian masuk perguruan tinggi serentak bagi seluruh siswa SMA tingkat akhir. Pada hari Kamis (13/11) kemarin, ujian masuk perguruan tinggi tersebut telah dilaksanakan.
Dilansir ABC News, sekitar 650.000 siswa SMA senior mengikuti ujian tersebut. Situasi sangat membuat stress hingga para keluarga siswa dan negara mengambil langkah luar biasa untuk memastikan para siswa tersebut berhasil.


Polisi mengawal para siswa, siswa junior memberikan semangat, orangtua berdoa, perkantoran dimulai lebih lambat agar para siswa mudah dan cepat mencapai tempat ujian, bahkan penerbangan pesawat ditiadakan sampai ujian berakhir.


Ujian nasional sebagian besar menentukan masa depan siswa di tengah masyarakat yang sangat kompetitif di mana lebih dari 80% lulusan SMA memasuki perguruan tinggi.
“Sebuah gelar dari universitas tingkat dua tidaklah cukup,” kata Oh Minwoo, yang mengikuti tes ini untuk keempat kalinya dan percaya masuk ke sebuah universitas terkemuka sangat penting bagi karirnya. “Saya belajar 11 jam setiap hari, tidur hanya enam jam bahkan kurang.”


Hari besar itu dimulai dengan puluhan ribu polisi yang berpatroli di 1257 pusat ujian nasional. Jam kerja bahkan pasar saham dimulai satu jam lebih lambat dari hari biasa agar lalu lintas lancar bagi para siswa yang ingin pegi ke tempat ujian. Siswa yang terjebak kemacetan pun dapat memanggil polisi untuk meminta pengawalan dan diantar ke tempat ujian sebelum gerbang ditutup pada pukul 08:10 KST.
Siswa tingkat dua dan SMP, sesuai tradisi, membentuk barisan di gerbang untuk menyanyikan pesan keberuntungan dan membagi-bagikan kopi panas atau makanan ringan. Gereja dan kuil-kuil pun dipenuhi dengan para orangtua sepanjang hari untuk hasil yang baik.
Untuk menjamin para siswa tetap dalam keadaan tenang selama tes, militer Korea Selatan menunda atau bahkan membatalkan penerbangan untuk latihan angkatan udara dan latihan menembak pada hari itu.
Kementrian Perhubungan juga melarang pendaratan di bandara dan keberangkatan selama 40 menit mulai pukul 13:00 KST sehingga tidak mengganggu siswa yang sedang mengerjakan uji pemahaman mendengarkan bahasa Inggris.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar