Kamis, 08 Januari 2015

Baterai Smartphone Full dalam 25 Detik


LAS VEGAS - Setiap awal tahun, Kota Las Vegas di Negara Bagian Nevada, Amerika Serikat, seolah berubah fungsi. Kota judi itu berubah menjadi panggung inovasi teknologi terkini sebagai tuan rumah International Consumer Electronic Show (CES). 

CES adalah etalase inovasi teknologi terakbar sejagat. Baik itu penyempurnaan teknologi dari peranti yang sudah diproduksi secara masal maupun gagasan inovasi produk baru.

Di CES, seluruh stakeholder bisnis elektronik bertemu. Karena itu, CES sangat berpengaruh terhadap tren elektronik sepanjang setahun mendatang.

Bagi yang berencana ke Las Vegas untuk melihat CES, panitia mewanti-wanti agar mereka menyiapkan fisik yang prima agar bisa mengunjungi seluruh booth. Yang tidak kalah penting adalah waktu yang panjang. Sebab, CES yang diselenggarakan pada 6-9 Januari itu digelar di areal 20 hektare.


Saking besarnya, personel yang terlibat dalam demo produk baru mencapai 35 ribu orang. Mereka berasal dari 4 ribu perusahaan pameran. Diprediksi, ajang itu akan dikunjungi 180 ribu orang dari 140 negara dan diliput secara masif oleh 7 ribu personel media, termasuk Jawa Pos.

Di CES, para pengunjung akan mendapati banyak inovasi yang sebelumnya masih dianggap suatu keajaiban. Dengan aplikasi smart home, seorang ibu bisa berkomunikasi dengan chef ternama untuk mengajarinya memasak. Dengan aplikasi itu pula, seorang ibu yang bekerja bisa memantau kondisi peralatan dapur rumahnya dari kantor.

Yang tidak kalah mengejutkan adalah charger yang hanya butuh 25 detik untuk membuat baterai smartphone yang nyaris habis menjadi full. Charger yang dikembangkan start-up bernama Storedot itu dalam waktu dekat sangat mungkin menyerbu pasar Indonesia yang sangat besar.

Aplikasi iGrill Mini tidak kalah revolusioner. Peranti mungil tersebut bisa membantu seseorang menghasilkan panggangan daging yang pas, tidak gosong dan tidak mentah.

Ke depan, para ahli yang dihadirkan di CES memprediksi wearable gadget akan menjadi tren. Smart watch dan fitness band, misalnya. Dua peranti itu kelak lebih banyak berfungsi daripada fungsi sederhana sekarang. Smartwatch bisa menggantikan smartphone.

Fitness band tidak sekadar mencatat irama jantung dan jumlah kalori yang dikeluarkan saat berolahraga. Dengan tersambung ke aplikasi kesehatan, seseorang bisa menggabungkan jenis makanan, jumlah asupan kalori, hingga menu makanan yang diprogram mulai Senin hingga Minggu.

Bahkan, fitness band bisa menyarankan si pemakai untuk tidur lebih awal atau mengimbau si pemilik agar tidak menyantap es krim.

"International CES 2015 menjadi acuan bagaimana teknologi sudah merasuki segala aspek kehidupan manusia. Mulai entertainment, kesehatan, telekomunikasi, transportasi, hingga peralatan dapur, semua disajikan dengan melibatkan konektivitas antara teknologi, aplikasi software, dan internet," jelas Karen Chupka, wakil Consumer Electronics Association yang merupakan penyelenggara CES.

"Tahun ini kami menyajikan perkembangan teknologi terkini di bidang kesehatan, fashion, dan sports," tambah dia.

Steve Koenig, director of industry analysis CES, menyatakan, Asia akan menjadi pusat penjualan elektronik dunia. Benua Amerika tahun lalu mengonsumsi produk elektronik USD 223 miliar (sekitar Rp 2.787,5 triliun). Tahun ini, diprediksi konsumsi Asia akan menyalip dengan nilai hingga USD 300 miliar atau 30 persen dari belanja seluruh dunia.

Di antara sekian banyak produk, smartphone dan tablet akan paling diburu. Pada 2015, diperkirakan nilainya mencapai USD 442 miliar. Produk terlaris berikutnya adalah televisi layar datar dengan nilai USD 132 miliar.

"Revenue smartphone dan tablet akan tumbuh 10 persen, meski harga rata-rata cenderung turun," ujar Steve.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar