Pemuda
memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia, selain itu juga sangat
menentukan dalam mengarahkan tujuan bangsa Indonesia, yaitu menjadi bangsa yang
kuat dan dapat berdiri di atas tanah dan kaki sendiri. Begitulah kalimat
yang disuarakan oleh Pangdam Jaya/Jayakarta, Mayjen TNI Agus Sutomo saat menjadi
pembicara pada kuliah umum di auditorium gedung 46 kampus D Universitas Gunadarma.
Foto bersama antara Pangdam Kodam Jaya, Rektor UG, dan perwakilan mahasiswa.
Kuliah umum tersebut berjudul
“Peran Pemuda Palam Menghadapi Tantangan Indonesia Ke Depan” yang dimulai
sekitar pukul 14.30 WIB. Acara dimulai dengan sambutan dari ketua pelaksana dan
Rektor Universitas Gunadarma, Prof. Dr E.S. Margianti. Lalu dilanjutkan dengan
pengenalan singkat oleh Mayjen TNI Agus Sutomo.
Suasana saat seminar berlangsung
Indonesia memiliki
sejarah yang sangat panjang dalam proses merebut kemerdekaan. VOC datang ke
Nusantara pada tahun 1602 dan mulai melakukan kolonialisasi pada daerah-daerah
jajahannya. Dikarenakan dampaknya yang sangat merugikan kaum pribumi, maka kaum
terpelajar mulai tergerak dan mendirikan organisasi pergerakan Indonesia yang
bernama Budi Utomo tahun 1908. Dan pada saat inilah mulai muncul istilah
Indonesia serta awal dari pergerakan Nasional.
Berlanjut ke
tahun 1928, para pemuda Indonesia mulai menyadari bahwa mereka memiliki
kesamaan nasib dan merasa sepenanggung seperjuangan. Maka, diadakanlah Kongres
Pemuda dan melahirkan Sumpah Pemuda yang berisi bahwa para pemuda-pemudi
Indonesia memiliki satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa, yaitu
Indonesia. Dan pada akhirnya pada tahun 1945, impian segenap bangsa Indonesia
mencapai kemerdekaan saat dibacakan proklamasi pada 17 Agustus 1945. Dari
peristiwa diatas, sangat banyak peran pemuda pada kejadian-kejadian lampau.
Mereka bertaruh jiwa raga, juga berfikir keras bagaimana caranya agar Indonesia
mencapai kata “Merdeka”.
Kemerdekaan tidak didapat dengan mudah. Orang-orang terdahulu mengorbankan segalanya melepaskan diri dari kejamnya penjajahan.
Pada zaman
sekarang, di tangan para pemuda-lah Indonesia bangkit dari keterpurukannya saat
mencapai Indonesia Emas pada 2045. Tantangan besar telah menanti mereka dengan
ancaman dari dalam dan luar. Banyak negara di dunia tengah mengalami konflik
karena mereka dipengaruhi oleh kekuatan dari negara barat. Kebanyakan negara
tersebut adalah negara dengan kepemilikan sumber daya alam melimpah yang
menarik minat negara-negara barat. Faktor inilah yang membuat negara-negara
seperti Indonesia harus mulai waspada dengan ancaman-ancaman yang ada. Belum
lagi Indonesia juga terletak di garis khatulistiwa, yang berarti memiliki
kekayaan sumber daya alam.
Peta kepemilikan asing di Indonesia. Tidak terbayang berapa banyak kekayaan Indonesia yang diambil habis-habisan oleh asing.
Indonesia juga
dihadapkan ada krisis energi dalam mencapai Indonesia emas. Diperkirakan,
Indonesia akan mengalami kekosongan energi pada tahun 2023, lebih cepat
daripada perkiraan energi dunia yang juga akan habis pada 2056. Ini disebabkan
dikarenakan jumlah penduduk yang makin banyak, namun tidak dapat dibarengi
dengan kecukupan Sumber Daya Alam. Belum lagi dengan ekploitasi besar-besaran
hasil bumi Indonesia yang makin tahun, makin dikeruk oleh bangsa asing. Apabila
pemerintah tidak dapat mengatasi masalah ini, bukan tidak mungkin bila seluruh
kendaraan akan mogok, perusahaan akan tutup, dan ini akan berakibat pada
lumpuhnya perekonomian Indonesia yang berujung pada stabilitas dan keamanan
NKRI. Inilah saat dimana pemerintah harus gencar mencari sumber daya
terbarukan, dengan memanfaatkan tanaman-tanaman Indonesia yang berpotensi dapat
digunakan sebagai energi biogas.
Penegakan
kedaulatan juga sangat penting dalam menjaga tegaknya NKRI. Ancaman dari luar
juga datang dari politik. Wilayah Indonesia dikepung oleh FDA (Five Power
Defence Arrangements) yang kesemuanya merupakan negara-negara yang tergabung
dalam commonwealth atau persemakmuran Inggris. Para prajurit dan rakyat
Indonesia harus siap siaga untuk menjaga setiap jengkal wilayah NKRI apabila
negara-negara tersebut mulai melakukan ancaman.
Five Nation Power Arrangements. Negara-negara yang tergabung didalamnya terlihat tengah "mengepung" Indonesia.
Kini Indonesia
sudah menghadapi proxy war, yaitu melibatkan pihak ketiga dalam menganggu
kestabilan nasional. Ini sudah mulai terlihat dari beberapa kejadian seperti
demo yang merusak, tawuran, Narkoba, serta black campaign dari media apapun.
Hal inilah yang dapat memicu keresahan masyarakat dan menyebabkan kemunduran
moral bagi para pemuda, padahal mereka punya andil besar dalam meneruskan
cita-cita bangsa.
Proxy war merupakan ancaman nyata. Sudah banyak negara yang menjadi korban.
Sudah saatnya
kita, khususnya para pemuda mulai menyadari bahwa sebenarnya banyak sekali yang
ingin membuat negara kita runtuh. Perlu adanya upaya untuk mewujudkan persamaan
pemikiran tentang ancaman dari luar dan dalam. Dimulai dari pembangunan
karakter yang positif, lalu dilanjutkan dengan melakukan aksi produktif yang
bersifat positif, seperti membuat terobosan-terobosan terbaru dalam bidang
IPTEK. Jangan mudah terpengaruh dengan hal-hal yang memicu perselisihan antar
sesama dan terjerumus dalam grobalisasi yang bersifat merusak, serta menjaga pemahaman
Pancasila sebagai suatu hal yang dapat membimbing para pemuda dalam menghadapi
tantangan dan rintangan baik dari dalam, maupun dari luar dan selalu memegang
prinsip hidup yang berisi “Jadilah solusi untuk sesama, bukan jadi masalah”.
Jadilah pemuda yang mencintai negerinya serta berprestasi dalam rangka mencapai Indonesia Emas.
Apabila hal-hal
tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, bukan tidak mungkin bahwa pemuda
Indonesia akan kembali menjadi pemuda yang berani, kritis, serta memperdulikan
masa depan tanah airnya dengan sungguh-sungguh, serta akan tercapai tujuan
utama bangsa Indonesia, yaitu menjadi bangsa
yang mampu menjadi bangsa yang berdaulat, makmur, cerdas, kuat dan dapat
berdiri kuat di atas tanah dan kaki sendiri.
Referensi
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar